berikut adalah cerita pendek yang berjudul "Ibuku Pahlawanku Cerpen: Ibuku Pahlawanku Hari itu, dalam kamar tidur yang sederhana, aku duduk di depan meja belajar dengan perasaan frustasi yang menggebu-gebu. Buku-buku dan catatan kuliah berserakan di sekitarku, dan tumpukan tugas yang menumpuk seolah menertawakanku.
Bapakkumasih ada beliau merantau dikota sebrang namun uang yang dikirim Bapak untuk membayar hutang ibu, jadi untuk makan kami seadanya. Terdengar tawa kedua adikku disamping rumah Aku pun langsung keluar, kulihat wajah lelah ibuku namun berusaha tetap tersenyum dihadapan kami anak - anaknya. " Ibu udah pulang " tanyaku.
ContohTeks Cerita Inspiratif Ibu Bunga untuk Ibu Orientasi. Kios bunga Pak Tono sedang kebanjiran pesanan. Ia sedang sibuk memindahkan ratusan karangan bunga ke atas mobil kol baknya. cerita inspiratif tentang berserta Setrukturnya tema kesehatan. Balas. M. Afshohil haq an-nasr berkata: 09-03-2021 pada 08:50 sangat membantu. Balas. Riyanti
Silahkankunjungi postingan 9 contoh puisi pendek tentang lingkungan sekolah untuk sd 4 2 bait sekolah bersih adiwiyata brainly untuk membaca artikel selengkapnya. kumpulan puisi tentang guru puisi guru pahlawanku puisi pahlawan indonesia contoh puisi 4 bait 4 baris sajak sederhana mengharukan cerita rakyat karangan pendek tentang guru
PuisiGuru. Puisi Guru. Dialah pahlawan pengetahuan juga ilmu. Dia pahlawan yang tak kenal kata lelah. Pahlawan dengan beribu cobaan. Kedisiplinan, ketelatenan, pun kesabaran. Dia kan sedih kala murid tertinggal ilmu. Dia kan resah kala murid tak datang ke sekolah. Dia bisa bahagia di tengah tawa sang murid.
Sesuaidengan judul yang saya buat "Ayah adalah Pahlawanku" mengapa saya memilih judul itu karena dibalik cerita "pengorbanan dan kepedulian ibu" yang saya buat juga ada pahlawan yang mendorong dibalik semua itu dan benar - bekerja keras untukku yaitu Ayahku. A. Cerita pendek. B. Cerita lucu. C. Berita.
ECC7QnW. IBUKU PAHLAWANKU Oleh Adi Supriawan Setiap kita adalah anak yang dilahirkan melalui rahim seorang ibu. Ibu merupakan orang tua selain ayah yang telah melahirkan dan mendidik kita sehingga menjadi besar dan berpendidikan serta meraih gelar maupun jabatan. Tentulah di setiap benak orang tua menginginkan anak-anaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu hari anak-anak mereka bernasib lebih baik dari mereka, baik dari aspek kedewasaan pikiran, kondisi ekonomi, agama maupun status sosial. Tidak peduli seberapa besar tenaga yang dihabiskan, tidak pula khawatir seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan demi mengantarkan anak-anak mereka ke pintu gerbang kesuksesan sesuai dengan profesinya. Hanya satu harapan terpenting dari mereka adalah melihat anaknya dapat hidup bahagia. Sejatinya, mereka tidak mengharapkan imbalan sedikitpun dari anak-anaknya. Tetapi apa yang mereka dapatkan? tidak sedikit dari anak memperlakukan orang tua dengan balasan perlakuan yang tidak menyenangkan hati mereka. Ada ungkapan yang mengatakan kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Tentulah ungkapan ini tidak berlebihan karena begitulah kebanyakan pada kenyataannya. Mereka rela banting tulang, kerja keras, peras keringat demi anak-anaknya dan tidak ingin melihat anaknya bersedih. Di dalam buku “surga di depan mata”, sebuah kisah nyata berasal dari kota kecil di Taiwan, diceritakan bahwa ada seorang pemuda cerdas, rajin dan cukup menyenangkan. Beberapa tahun baru lulus kuliyah dan bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang lumayan besar. Pemuda ini tipe yang humoris dan gaya hidup sederhana sehingga menyebabkan banyak orang yang senang bergaul dengannya. Di rumahnya tinggal seorang wanita tua, sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti luka bernanah yang baru kering. Rambutnya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Mukanya cacat seperti luka bakar. Wanita tua itu seperti monster menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan keluar dari kamar kalau tidak ada keperluan penting. Wanita itu adalah ibu kandung dari pemuda tersebut. Meskipun demikian, wanita tua tersebut tetap melakukan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari membereskan rumah, pekerjaan dapur, dan lain-lain. wanita tua itu juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada pemuda itu. Namun pada kenyataannya pemuda itu sulit untuk menerima keadaan ibunya yang memiliki cacat dan menyeramkan. Setiap kali ada teman yang bertanya “siapa wanita cacat” di rumahnya, ia selalu menjawab, “wanita itu adalah pembantu yang dulu ikut ibuku dulu sebelum meninggal. Ia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kesian”. Tentulah ucapan sang pemuda ini membuat wanita tua tersebut menjadi sedih, tetapi ia hanya bisa diam dan menelan pil pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar kamarnya, takut anaknya tidak bisa menjelaskan pertanyaan dari teman-temannya tentang dirinya. Hingga suatu hari wanita tua itu jatuh sakit parah hingga tidak dapat lagi bangun dari tempat tidurnya. Pemuda itupun mulai kerepotan mengurusi rumah dan menggantikan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh ibunya. Ditambah ia harus menyiapkan obat-obatan buat sang ibu sebelum dan sesudah pulang kerja. Keadaan ini membuat sang pemuda semakin jengkel dan suka marah-marah. Suatu hari, ia mengacak-acak lemari ibunya, ia melihat kotak kecil. Di kotak itu hanya terdapat foto dan lembaran koran yang sudah usang. Tidak seperti dugaan sebelumnya berisi perhiasan. Dalam foto itu tampak seorang wanita cantik dan potongan koran itu memberitakan Seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobosi api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita “ibu muda” menderita luka bakar sedangkan anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau potongan koran dan foto itu sudah usang, tapi ia cukup dewasa untuk mengenali siapa ibu muda cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan Koran tersebut. Tiada lain wanita itu adalah ibunya kandungnya. Wanita yang sekarang terbaring tak berdaya, sering dimarahi serta tidak diakui keberadaanya sebagai ibu karena keadaan yang membuatnya malu. Padahal cacat yang diderita ibunya disebabkan oleh dirinya ketika masih kecil. Spontan air matanya mengalir tanpa dapat dibendung. Dengan menggengam foto dan potongan koran itu, dia berlari menghampiri ibunya yang sedang terbaring di ranjang. Dengan menahan air mata ia meminta maaf dan memohon ampun atas semua yang dilakukannya selama ini. Sang ibu pun ikut menangis karena terharu melihat ketulusan anaknya. Sudah nak… ibu sudah maafkan. Jangan diungkit lagi. Cerita di atas hanyalah salah satu dari bentuk pengorbanan seorang ibu dan masih banyak lagi pengorbanaan dan kasih sayangnya yang mungkin belum kita ketahui, dengan jelas bahwa kasih ibu takkan bisa terganti dan terbalaskan. Sebesar apa pun kesalahan anak, seorang ibu akan dengan tulus memaafkan dan tidak menyimpan dendam terhadap anaknya. Ibu merupakan sosok pahlawan bagi anaknya, ia rela mengorbankan waktu, harta bahkan nyawa sekalipun. Maka sudah sewajarnya lah kita berbakti kepada orang tua. Hal ini pun sebagaimana juga yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.luqman14. Kita diperintahkan bersyukur kepada Allah, perintah tersebut diikuti juga dengan perintah agar bersyukur kepada ibu dan bapak. Betapa mulianya kedudukan orang tua, sehingga Allah memerintahkan manusia bersyukur kepada ibu dan bapak setelah bersyukur kepada-Nya. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini menekankan kepada jasa ibu. Hal ini disebabkan karena ibu memiliki potensi untuk tidak dihiraukan anaknya karena kelemahan ibu. Di sisi lain peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibandingkan seorang ibu. Betapa besar jasa seorang ibu mulai dari kita dalam kandungan, dilahirkan bahkan sampai saat kita dewasa tidak pernah henti-hentinya seorang ibu memberikan kasih sayang serta pengorbanan yang tidak dapat dinilai dengan materi. Maka pantaslah Islam mengagungkan kedudukan seorang ibu, bahkan disebutkan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Dialah pahlawan bagi anak-anaknya, yaitu pahlawan tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Mudah-mudahan kita bisa menjadi anak yang berbakti dan bisa membalas jasa kedua orang tua kita. Amin Ya Rabbal Alamin…..
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu.... Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata ibu?. Ya, saat aku mendengar kata ibu, aku teringat dengan besarnya jasa ibu dalam hidupku, yang mempertaruhkan hidupnya saat melahirkan aku. Banyak kenangan yang telah aku lewati bersama ibu. Begitu besarnya jasa ibu, membuat aku tidak ingin melukai hatinya. Tidak ingin, membuat beliau menangis karena pertanyaan yang selama ini belum bisa terjawab oleh diriku mengenai apakah aku bisa membahagiakan ibu atau sudah bisa membalas jasa ibu? Mengingat pengorbanan ibu kepada anaknya, ingin rasanya membahagiakan ibu. Meskipun ibu mengatakan bahwa kebahagiaannya saat melihat anak-anaknya bahagia. Ya seperti inilah seorang ibu, selalu ingin anaknya bahagia. Ibuku adalah wanita paling tangguh dan paling sabar. Beliau adalah pahlawan dalam hidupku. Beliau bernama Katmini. Beliau anak kelima dari enam bersaudara. Beliau lahir di Ngawi. Beliau mempunyai cita-cita agar anak-anaknya dapat bahagia dan dapat sukses kedepannya. Makanan kesukaan beliau soto dan bakso. Minimum kesukaannya yaitu teh hangat maupun es teh. Beliau juga menyukai minuman jahe. Beliau menyukai warna hitam sama merah. Beliau mempunyai kegemaran memasak dan bercerita. Cerita ini dimulai saat ibuku masih kecil. Beliau belajar di sekolah negeri pada umumnya. Beliau mengenyam pendidikan pertama di TK Gedung Jambu. Beliau melanjutkan sekolah di SD, yang sekarang bernama SDN Jeblogan 2. Setelah lulus SD ibuku memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Setelah beberapa tahun, ibuku bekerja dan bertemu dengan ayahku. Beliau akhirnya memutuskan untuk menikah. Beliau dikaruniai anak pertama setelah dua tahun pernikahannya. Siapa kah anak pertamanya?.. Ya betul, akulah anak pertama dari ibuku. Aku lahir bulan Januari, karena berat badan bayi yang lahir cukup besar mengharuskan untuk ibuku dirujuk ke rumah sakit kota. Ya aku lahir di rumah sakit umum Ngawi. Setelah beberapa bulan aku lahir, aku harus kehilangan ayahku. Ya, tepatnya saat aku berusia empat bulan. Karena, ayahku sakit. Ibuku perempuan yang tangguh. Beliau bisa kuat dalam menghadapi cobaan yang menimpa dirinya. Beliau bisa meneruskan merawat diriku yang masih kecil. Hal ini yang membuatku tidak akan pernah lupa dengan perjuangan ibuku. Ibuku dapat menjalani kehidupan sehari-harinya dengan dari kecil aku sudah ditanamkan untuk menjadi anak yang mandiri. Apapun yang bisa dikerjakan sendiri sebisa mungkin untuk mengerjakan sendiri. Beliau memberikan wawasan agar bisa menjadi wanita yang mandiri. Hal tersebut beliau tanamkan, karena merujuk pada kisah kehidupan beliau yang harus ditinggal saat beliau bergantung pada ayahku. Ibuku selalu menanamkan jiwa bahwa apapun bisa dicapai, kalau kita berusaha bersungguh-sungguh dan disertai dengan doa yang ikhlas. Setelah beberapa tahun, ibu akhirnya menikah lagi. Ya.... Aku bahagia saat ibu bisa melanjutkan kehidupannya. Aku ikut senang, terlebih menikah dengan orang yang baik dan dapat menerimaku dengan ikhlas. Semuanya berjalan dengan baik. Yang membuat bersyukur salah satunya ada adik tersayang. Ya walaupun terkadang bertengkar. Tetapi menurutku itu hal yang wajar. Satu hal yang tidak pernah terlewatkanku yaitu selalu meminta doa sebelum memutuskan sesuatu yang penting. Tidak hanya itu, aku selalu minta pertimbangan beliau dalam sudut pandangnya. Bukan aku tidak bisa mengambil keputusan sendiri, tetapi lebih ingin melibatkan ibu dalam segala hal yang aku akan putuskan. Alasan lainnya karena ibu segalanya bagiku. Ibu juga menanamkan kepada anak-anaknya untuk saling tolong menolong dan menjaga persaudaraan. Tentunya, mengutamakan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi. Dengan keluarga, khususnya ibu, aku terbuka dalam segala hal. Bisa menceritakan hal-hal atau kejadian yang yang telah terjadi. Selain itu ibuku juga seorang yang tegar dan kuat mengahadapi cobaan yang terjadi. Beliau yakin di dalam cobaan ini ada hikmah yang bisa diambil. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
T Ibu tercinta Penyayang hati Menjadi pelindung Di setiap langkahku Ibu adalah sumber Kekuatan dan inspirasi Menjadi pahlawan Di setiap hari-hariku Ibu tulus dan setia Selalu ada untukku Menjadi tempat curhat Saat aku merasa sedih Ibu, terima kasih Atas segala cinta dan doa Kau tak ternilai harganya Di dalam hidupku 18 Desember 2022Cerita PenulisPuisi ini adalah karya Artificial Intelligence, bagaimana ia memaknai seorang ibu, padahal ia tidak punya ibu Versi Audio Belum ada yang membacakan puisi ini, jadilah yang Puisi 4 BaitContoh Puisi 16 BarisPuisi diatas termasuk tema Puisi IbuPuisi lain kiriman Alif, The Muhammad Alif Ichsan bisa anda telusuri, di beberapa tema Ibuku Pahlawanku merupakan contoh rima ta-ti-ng-ku-er-si-an-ku-ia-ku-at-ih-ih-oa-ya-ku-
Cerita pendek tentang pahlawanKapitan Pattimura. Punya stempel asli Thomas Matulessy, beliau lahir di Negri Haria Pulau Saparua Maluku Selatan pada tanggal 8 Juni 1783. Menurut buku riwayat hidup Pattimura varian Pemerintah yang permulaan kali berpokok. M. Sapija menggambar “Pahlawan Kapitan Pattimura termasuk turunan bangsawan, yang berasal pecah Nusa Ina Serang” Ayahnya nan bernama Antonim Matulessy dan kakeknya bernama Kasimiliali Pattimura mattulessy Pattimura adalah pahlawan yang berjuang berjuang membandingbanding Belanda VOC. Dahulu Pattimura merupakan mantan Sersan pada tantara Inggris, namun tahun 1816 Inggris kalah oleh Belanda. Baca juga Cerita Album Pangeran Diponegoro Kembalinya kolonial Belanda pada tahun 1817 ditentang keras maka itu rakyat, karena sejauh 2 abad belanda memonopoli penggalasan dan punya kombinasi kemasyarakatan yang buruk. Rakyat Maluku berusaha melawan dengan pimpinan Pattimura. Maryarakat Saparua menobatkannya sehingga memiliki gelar Kapitan Pattimura. Pada copot 16 Mei 1817, suatu pertempuran yang asing biasa terjadi. kubu Duurstede berdampak direbut kembali, terjadwal semua tentara Belanda ditaklukan bersama Resident Johannes Rudolph van den Berg. Angkatan Belanda yang dikirim cak bagi merebut benteng Duurstede, berdampak ditaklukan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Pattimura, namun Belanda tidak mau menyerahkan sejenis itu saja. Baca kembali Kamil Puisi Hari Pahlawan Sumir Belanda nan bukan ingin kalah, kembali menyerang dengan membawa pasukan dengan senjata modern, hasilnya pasukan Kapitan Pattimura berhasil dikalahkan dan mundur. Kapitan Pattimura ditangkap kembali oleh barisan Belanda di Siri Sori, beberapa temannya dia dibawa ke Ambon. Sesampainya di sana engkau terus dibujuk moga bersedia bekerjasama, namun cinta ditolaknya. Kesudahannya Kapitan Pattimura mendapatkan siksa gantung. Belanda yang masih mau memaksanya cak bagi bekerjasama, masih berusaha satu perian sebelum hukuman gantung, tetapi masih saja ditolaknya, beliau menunjukkan sebuah contoh pertarungan sejati. Di depan benteng Victoria Ambon copot 16 Desember 1817, eksekusi terhadap Kapitan Pattimura pun dilakukan. Sebagai kerangka penghitmatan, setiap sungkap 15 Mei di Kota Ambon diadakan program memperingati resistansi Pattimura. Masyarakat Ambon akan jebluk kejalan menari Cakalele, sambil membawa Parang salawaku yang juga menjadi senjata andalan Pattimura. Kapitan Pattimura gugur sebagai pahlawan nasional dari perjuangannya dia Meninggalkan pesan tersirat kepada waris bangsa ini sebaiknya sekali-barangkali Jangan pernah cak memindahtangankan kegadisan diri keluarga terutama bangsa dan negara ini. Baca juga Pusparagam nama-nama Pahlawan Kebangsaan Acuan Tembang tentang Sumpah Pemuda Ok, syukur mutakadim membaca kisahan pendek mengenai pahlawan.
"Pahlawan masa kini menurut saya itu seseorang yang bisa berguna buat orang lain. Di titik itu, dia juga tidak memikirkan dirinya sendiri." Baiklah, dengan ungkapan saya di atas, mungkin siapa yang bisa saya katakan pahlawan masa kini di jaman pandemi seperti ini? Memang semuanya terasa semakin sulit dan berat. Banyak usaha gulung tikar, remaja dan anak-anak mulai kehilangan semangat belajar, bahkan berjuta mimpi-mimpi mulai tergerus. Ataupun pemerintah yang semakin menumpuk hutang piutangnya. Akan tetapi, sebelum mengatakan semuanya semakin sulit, cobalah lihat dahulu ke belakang. Siapa yang paling berusaha tanpa pamrih dan kata menyerah? Sebutlah dia pahlawan masa kini versimu. Mari kita ke topik awal, sebagai topik yang telah disedikan, yaitu Ceritakanlah Pahlawan Kekinian Versimu! Bagiku, siapa dia? Mamah, ibu, mami, bunda, atau sebutan lainnya. Aku menyebutnya Mamah. Seorang wanita tangguh yang berjuang demi masa depan kami, anaknya, sekaligus menjadi garda terdepan di masa pandemi. Bagiku, beliaulah pahlawan kekinianku. Mamah adalah Ibunda yang baik hati, tanpa pamrih berjuang demi kami anaknya. Belum lagi permasalahannya di Rumah Sakit selama masa pandemi yang semakin sulit ini. Ia tak kenal lelah untuk tetap mengajariku matematika, kalkulus, yang susahnya minta ampun. Bukan hanya itu, mamahku juga masih mengajariku menulis aksara Mandarin, mengajari abangku bermain basket, serta mengajari adekku membaca. Belum lagi pasiennya saat tengah malam selalu berdatangan. Namun, tetap dilayaninya sepenuh hati. Apa yang mengdedikasikanku untuk menjadikan mamah sebagai pahlawanku? Biar kurincikan, ini adalah 10 alasan mutlak yang membuatku menganggap mamah sebagai pahlawan masa kini. 1. Pahlawan di Masa Pandemi Ibuku merupakan seorang perawat di rumah sakit swasta. Jaraknya jauh dari kota. Ibu bertahan untuk bekerja di sana karena dedikasinya yang kuat untuk mengabdi di daerah tersebut. Sejujurnya, aku menganggap itu berat. Karena setiap pagi, ibu harus berangkat sendiri ke rumah sakit itu untuk melayani pasien yang sakit. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, pihak medis adalah pihak yang paling beresiko tertular. Namun, meskipun begitu beratnya, ibuku masih tetap mendedikasikan dirinya untuk bekerja di rumah sakit tersebut, tanpa kenal menyerah. 2. Seorang Pendidik Sosok ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk kami anak-anaknya. Beliau selalu menekankan kepada kami untuk ambisius dalam meraih cita-cita maupun mimpi. Walaupun beban pekerjaannya sudah cukup banyak, ia masih mampu mengajari kami baik dalam didikan rohani maupun akademis. Ibu juga selalu menguatkan kami ketika proses yang kami alami membuat kami menyerah. 3. Panutan Panutan, aku pernah membaca suatu teks. Teks tersebut mengatakan bahwa sikap anak ditentukan oleh sikap ibunya. Aku rasa itu benar. Ibuku, selalu berkata kepada kami, untuk selalu mengikuti sikap baik ibu. Membuang sikap buruk, meniru sikap baik. Hal ini telah menjadi kebiasaan kami anak-anaknya di rumah. Karena pada umumnya, seorang anak lebih menurut pada apa yang dilakukan oleh orang yang lebih tua darinya. Ibuku, menjadi panutanku untuk bersikap baik, mengabdi tanpa pamrih, serta mewujudkan yang terbaik demi orang-orang di sekitarku. 4. Sahabat Sahabat satu-satunya yang pernah kukenal dan tercatat paling baik ialah ibuku. Tanpa kenal lelah, ia memposisikan dirinya untuk nyaman berkomunikasi denganku, menjadikanku menganggap ibuku sebagai seorang ibu sekaligus sahabat yang paling baik bagiku. Selain itu, aku dan ibu punya frekuensi yang sama layaknya sahabat pada umumnya. Aku dan ibu punya selera musik yang sama. Ibuku juga punya selera fashion yang sama denganku. Bahkan gaya memilih makanan ibuku pun sama denganku. Itu menjadikan komunikasi kami tetap dekat walaupun ibuku sibuk bekerja. 5. Motivator Kali ini, tanpa kenal lelah pula. Ibu tetap mendukung dan memberikan kata semangat bagi kami sekeluarga. Matanya selalu jeli dalam memperhatikan perasaan kami, segera bertanya secara pribadi agar kami tak risih dan membantu kami keluar dari keterpurukan dalam setiap masalah sehingga ibuku, layak disebut sebagai motivator handal di keluarga. 6. Pelindung Ibu juga menyempatkan dirinya sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional anaknya. Ibuku juga segera tanggap jika anaknya dilukai oleh orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah. Secara mental, ibuku selalu menguatkan mental kami anaknya. Aku masih mengingatnya, ketika dalam keterpurukan kala itu, ibu mendukungku bangkit lagi, menghentikanku mengakhiri hidup karena suatu masalah, serta membentuk mentalku menjadi lebih kuat. Padahal, seharusnya kutau ibuku juga punya banyak permasalahan, namun tak pernah menceritakan masalahnya kepada anak dan malah berjuang sendiri untuk menyelesaikannya. 7. Pengatur Waktu Ibuku adalah sosok yang sangat disiplin. Itu membuat anaknya teratur dan terencana. Jujur, aku sendiri saja suka kerepotan dalam mengatur waktu. Tapi dengan usaha ibuku, semuanya menjadi teratur dan terencana. 8. Pengatur Biaya Keluargaku bukanlah keluarga kaya, melainkan hanya keluarga yang pas-pasan saja. Namun begitu, kami tidak pernah berkekurangan. Itu semua karena Ibu. Ibu sangat ahli dan bijak dalam mengatur uang. Membuat skala prioritas dan menentukan yang mana yang harus didahulukan. Ini menjadikan keuangan keluarga selalu stabil. 9. Dokter Tak hanya merawat pasien sakit, ibu juga merawat kami saat sakit. Ia rela tak tidur, demi menjaga suhu badan kami stabil ketika demam. Ia memperhatikan gejala-gejala yang menunjukkan kami akan sakit dengan teliti, menanyakan bagaimana kondisi kesehatan saat ini, dan tanggap megobati kala kami terkena penyakit. 10. Penuntun Akan Tuhan Ibuku, selalu mengingatkan kepada keluargaku untuk selalu ingat akan Tuhan, untuk mau bersyukur saat sulit, untuk mau berdoa dan berkeyakinan teguh, bahwa Tuhanlah cara awal dan akhir yang akan membantu beban-beban kita. Ibuku, tanpa kenal lelah selalu membimbing keluarganya untuk selalu berada di jalan Tuhan. Sepuluh alasan itulah yang mendedikasikanku menganggap ibuku sebagai pahlawan masa kini ku. Aku yakin, semua ibu adalah sama. Setiap ibu memiliki kasih sayang, hanya takarannyalah yang berbeda. "Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah, keringat, semangat, cinta dan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan dan pengharapan– ditumpahkannya dengan penuh kerelaan dan kasih sayang. Sepanjang perjalanan hidupku, tentu begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku yakin, apa yang kuingat dan apa yang kusebut pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan." Ibu, walaupun ini bukan hari Ibu, aku ingin mengatakan bahwa Ibu selalu menjadi sosok paling berjasa dan berkesan dalam hidupku di tiap detikku. Tak mengenal letihmu, terima kasih Ibu. Karenamu, pas kurasakan kemerdekaan ini. Selamat hari Kemerdekaan Republik Indonesia, marilah melanjutkan karya pahlawan dengan menjaga dan mengembangkan nama baik Indonesia, jadilah rakyat yang berbudi luhur serta merdeka. Semoga rahmat Tuhan menyerta selalu. Salam Hangat, Chyntia Marsittauli Sirait.
cerita pendek tentang ibuku pahlawanku